MAKALAH TENTANG KEIKHLASAN BERIBADAH
19 Maret, 2018
Tulis Komentar
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Tugas
utama manusia hidup di dunia ini adalah beribadah kepada Allah SWT. Ibadah
kepada-Nya merupakan bukti pengabdian seorang hamba kepada Tuhannya. Dari
berbagai ayat dan hadis dijelaskan bahwa pada hakekatnya manusia yang beribadah
kepada Allah ialah manusia yang dalam menjalani hidupnya selalu berpegang teguh
kepada wahyu Allah dan hadis Nabi SAW. Pengertian ibadah tidak hanya terbatas
kepada apa yang disebut ibadah mahdhah atau rukun Islam saja, tetapi sangat
luas seluas aspek kehidupan yang ada. Yang penting aktivitas yang kita lakukan
harus diniatkan untuk ibadah kepada-Nya dan yang menjadi pedoman dalam
mengontrol aktivitas ini adalah wahyu Allah dan sabda Rasul-Nya.
Namun ada
satu aspek yang seringkali dilupakan dalam pelaksanaan ibadah kepada-Nya, yakni
keikhlasan dalam menjalankannya. Keikhlasan dalam beribadah merupakan aspek
yang sangat fundamental yang akan mempengaruhi diterima atau tidaknya ibadah
kita. Ibadah yang dilakukan tanpa keikhlasan adalah ibadah yang sia-sia.
B. Rumusan Masalah
Sesuai
dengan latar belakang diatas maka kami merumuskan beberapa masalah yaitu :
a) Bagaimana Ayat Pokok Tentang
Keikhlasan Beribadah ?
b) Bagaimana Asbabun Nuzul Ayat Tentang
Keikhlasan Beribadah ?
c) Bagaimana Hadist Tentang Keikhlasan
Beribadah?
d) Apa maksud Hadist Tentang Keikhlasan
Beribadah?
e) Bagaimana Cara Mencapai Keikhlasan
Beribadah ?
f) Bagaimana Analisis tentang
Keikhlasan Beribadah?
C.
Pembatasan Masalah
Dari sekian banyak
permasalahan yang dapat penulis rumuskan sebagai mana termaktub di atas,
penulis membatasi pembahasan masalah agar tidak terlalu luas dan lebih terfokus
pada masalah dan tujuan pembuatan makalah ini, maka dengan ini penyusun membatasi
masalah pada ruang lingkup Keikhlasan
Beribadah.
D. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah :
a) Mengetahui Ayat Pokok Tentang
Keikhlasan Beribadah .
b) Mengetahui Asbabun Nuzul Ayat
Tentang Keikhlasan Beribadah .
c) Mengetahui Hadist Tentang Keikhlasan
Beribadah .
d) Mengetahui maksud Hadist Tentang
Keikhlasan Beribadah.
e) Mengetahui Cara Mencapai Keikhlasan
Beribadah.
f) Mengetahui Analisis tentang
Keikhlasan Beribadah.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Ayat Pokok Tentang Keikhlasan
Beribadah
Keikhlasan
dalam beribadah ialah beribadah semata-mata hanya kepada Allah SWT. Menyembah
kepada Allah SWT dan menjahui kemusyrikan adalah agama yang benar dan lurus.
Menjalankan ibadah yang telah di tetapkan oleh Allah SWT dengan penuh
keikhlasan, seperti dalam menjalankan perintah shalat yang tepat pada waktunya
dengan khusyuk serta lengkap dengan
rukun dan syaratnya. Kata ikhlas secara harfiah berarti murni, suci,
atau bersih. Konteks ikhlas ini berkaitan dengan niat. Niat adalah dorongan
dalam hati manusia untuk melaksanakan amal perbuatan tertentu. Dalam
mengamalkan ajaran agama Islam hendaknya dilandasi dengan niat ikhlas karena
Allah swt., artinya dengan kesadaran semata-mata hanya menaati perintah-Nya dan
untuk memperoleh ridho-Nya.
1.
QS. Al – An’am : 162 – 163
( قُلۡ
إِنَّ صَلَاتِى وَنُسُكِى وَمَحۡيَاىَ وَمَمَاتِى لِلَّهِ رَبِّ ٱلۡعَـٰلَمِينَ
(١٦٢
لَا شَرِيكَ لَهُ ۥۖ
وَبِذَٲلِكَ أُمِرۡتُ وَأَنَا۟ أَوَّلُ ٱلۡمُسۡلِمِينَ (١٦٣)
Artinya :
Katakanlah sesungguhnya sembahyangku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah
untuk Allah, Tuhan semesta alam. Tiada sekutu bagi-Nya dan demikian itulah yang
diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri
kepada Alla. (QS.Al-An’am: 162-163).
2.
QS. Al – Bayyinah : 5
وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا
اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ حُنَفَاء وَيُقِيمُوا الصَّلَاةَ وَيُؤْتُوا
الزَّكَاةَ وَذَلِكَ دِينُ الْقَيِّمَةِ ﴿٥﴾
Artinya :
Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan
ketaatan kepada-Nya dalam menjalankan agama yang lurusdan supaya mereka
mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang
lurus. (QS. Al – Bayyinah : 5).
B. Asbabun Nuzul Ayat
Tentang Keikhlasan Beribadah
1.
QS. Al – An’am : 162 -163
Tidak ada
Asbabun nuzul yang pasti tentang ayat ini akan tetapi dalam suatu riwayat
dijelaskan bahwa ayat ini turun karena adanya tuduhan dari kaum kafir quraisy
tentang dakwah Nabi yang mereka menganggap Nabi mempunyai maksud dibalik
menyuruh mereka meninggalkan kesesatan, mereka menganggap Muhammad ingin
mencari Jabatan, dan Kekayaan oleh karena itu turunlah ayat ini yang menyatakan
bahwa dakwah Nabi murni dan hanya untuk Allah semata.
2.
OS. Al – Bayyinah : 5
Karena
adanya perpecahan dikalangan mereka maka pada ayat ini dengan nada mencerca
Allah menegaskan bahwa mereka tidak diperintahkan kecuali untuk menyembah
Allah. Perintah yang ditujukan kepada meraka adalah untuk kebaikan dunia dan
agama mereka, untuk memcapai kebahagian dunia dan akhirat, yang berupa ikhlas
lahir dan batin dalam berbakti kepada Allah dan membersikan amal perbuatan dari
syirik serta mematuhi agama Nabi Ibrahim yang menjauhkan dirinya dari kekafiran
kaumnya kepada agama tauhid dengan mengikhlasan ibadat kepada Allah SWT.
C. Hadist Tentang Keikhlasan Beribadah
1.
HR. Muslim
عَنْ اَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ الّلهُ
عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ الّلهِ صَلَّى الّلهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : إِنَّ
الّلهَ تَعَالَى لاَ يَنْظُرُ اِلَى اَجْسَامِكُمْ وَلاَ اِلَى صُوَرِكُمْ
وَلَكِنْ يَنْظُرُاِلَى قُلُوْبِكُمْ
Artinya : “DariAbu Hurairah ra
berkata: Rasulullah SAW bersabda: Sesungguhnya Allah tidak melihat bentuk badan
dan rupamu, tetapi ia melihat/memperhatikan niat dan keikhlasan dalam hatimu”.
2.
Dari Amirul Mukminin, Umar Bin
Khathab
“Sesungguhnya segala
amalan itu tidak lain tergantung pada niat; dan sesungguhnya tiap-tiap orang
tidak lain (akan memperoleh balasan dari) apa yang diniatkannya. Barangsiapa hijrahnya
menuju (keridhaan) Allah dan rasul-Nya, maka hijrahnya itu ke arah (keridhaan)
Allah dan rasul-Nya. Barangsiapa hijrahnya karena (harta atau kemegahan) dunia
yang dia harapkan, atau karena seorang wanita yang ingin dinikahinya, maka
hijrahnya itu ke arah yang ditujunya.”
D. Maksud Hadist maksud
Hadist Tentang Keikhlasan Beribadah
1)
HR. Muslim
Allah SWT
tidak melihat fisik umatnya khususnya dalam konteks ibadah melainkan tergantung
pada seberapa ikhlas ia melakukan ibadah tersebut. Seperti telah dinyatakan
pada hadist lain yang artinya :
“Segala sesuatu tergantung pada
niatnya”
2)
Dari Amirul Mukminin, Umar Bin
Khatab
Hadist
diatas menjelaskan tentang dalam setiap kita melakukan suatu amal ibadah
haruslah karena Allah semata. Hadist ini diucapkan beliau karena ada seseorang
laiki – laki yang hijrah dari Mekkah ke Madinah, kita ketahui bahwa hijrah
ketika itu karena perintah dari Allah pastilah itu begitu besar pahala yang
akan didapat akan tetapi laki – laki itu ikut hijrah dikarenakan dengan tujuan
untuk dapat menikahi seorang wanita yang cantik jelita yang membuat terpesona
setiap siapa saja yang melihatnya. Konon wanita itu bernama : “Ummu Qais” bukan
untuk mendapatkan keutamaan hijrah. Maka orang itu kemudian dikenal dengan
sebutan “Muhajir Ummi Qais” (orang hijrah karena Ummu Qais).
Pada
hadist ini, “ segala amal hanya menurut niatnya” yang dimaksud dengan amal
disini adalah semua amal yang dibenarkan syari’at, sehingga setiap amal yang
dibenarkan syari’at tanpa niat yang ikhlas mengharap ridho Allah maka tidak
berarti apa – apa menurut agama islam. Tentang sabda Rasullah, “semua amal itu
tergantung pada niatnya” ada perbedaan pendapat para ulama tentang maksud
kalimat tersebut. Sebagaimana memahami niat sebagai syarat sehingga amal tidak
sah tanpa niat, sebagian yang lain memahami niat sebagai penyempurna sehingga
amal itu akan sempurna apabila ada niat. Maka ketahuilah bahwa syarat utama
diterimnya ibadah itu ada 2 yaitu : Niat Yng ikhlas dan Pelaksanaannya sesuai
dengan yang dicontohkan oleh Nabi SAW.
E. Cara Mencapai Keikhlasan Beribadah
Cara agar
kita dapat mancapai rasa ikhlas adalah dengan mengosongkan pikiran dissat kita
sedang beribadah kepada Allah SWT. Kita hanya memikirkan Allah, shalat untuk
Allah, zikir untuk Allah, semua amal yang kita lakukan hanya untuk Allah.
Lupakan semua urusan duniawi, kita hanya tertuju pada Allah. Jangan munculkan
ras riya’ atau sombong di dalam diri kita karena kita tidak berdaya di hadapan
Allah SWT.
Rasakanlah
Allah berada di hadapan kita dan sedang menyaksikan kita. Insya Allah dengan
cara di atas anda dapat mencapai ikhlas. Dan jangan lupa untuk berdoa memohon
kepada Allah SWT agar kita dapat beribadah secara ikhlas untuk-Nya, sebagaimana
do’ a Nabi Ibrahim a.s,” Sesungguhnya jika Rabb-ku tidak memberi hidayah
kepadaku, pastilah aku termasuk orang-orang yang sesat.
Sebagai upaya membina terwujudnya keikhlasan yang mantap dalam hati setiap mukmin, sudah selayaknya kita memperhatikan beberapa hal yang dapat mencapai dan memelihara ikhlas dari penyakit-penyakit hati yang selalu mengintai kita, di antaranya:
1) Dengan meyakini bahwa setiap amal yang kita perbuat, baik
lahir maupun batin, sekecil apapun, selalu dilihat dan didengar Allah SWT dan
kelak Dia memperlihatkan seluruh gerakan dan bisikan hati tanpa ada yang
terlewatkan. Kemudian kita menerima balasan atas perbuatan-perbuatan tadi.
2) Memahami makna dan hakikat ikhlas serta meluruskan niat
dalam beribadah hanya kepada Allah dan mencari keridlaan-Nya semata, setelah
yakin perbuatan kita sejalan dengan ketentuan Allah dan Rasul-Nya. Maka ketika
niat kita menyimpang dari keikhlasan.
3) Berusaha membersihkan hati dari sifat yang mengotorinya
seperti riya, nifaq atau bentuk syirik lainnya sekecil apapun. Fudhail
Bin`Iyadh men gatakan:”Meninggalkan amal karena manusia adalah riya, sedang
beramal karena manusia adalah syirik. Dan ikhlas adalah menyelamatkanmu dari
kedua penyakit tersebut.
4) Memohon petunjuk kepada Allah agar menetapkan hati kita
dalam ikhlas. Karena hanya Dia-lah yang berkuasa menurunkan hidayah dan
menyelamat kan kita dari godaan syetan.
F. Analisis Keikhlasan Beribadah
Materi ini yaitu ayat tentang keikhlasan beribadah jika kita
analisis maka :
1. Faktanya adalah pada waktu itu nabi
kita Muhammad menerima wahyu atau ayat yang menjadi bukti kepada kaum quraisy
bahwa dakwah nabi bukan karena ingin mendapat kedudukan atau keuntungan akan
tetapi hanya karena Allah yang mana ayat itu kita bahas diatas, kemudian
berkenaan dengan.
2. Prinsipnya yaitu surah al-an’am ayat
162-163
3. Nilai yang terkandung diidalam ayat
diatas yaitu tentang bagai mana seharusnya yang menjadi tujuan kita atau niat
kita dalam setiap kali melakukan ibadah yaitu beribadah dengan ikhlas dan hanya
mengharap ridho Dari Allah. Menjauhkan hati dari sikap riya’ sombong dan lain
sebagainya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Inilah sekelumit hal mengenai keikhlasan, yang patut dihadirkan dan dijaga dalam diri tiap insan. Keikhlasan bukan hanya monopoli mereka-mereka yang pakar dalam ilmu keagamaan, atau mereka-mereka yang berkecimpung dalam keilmuan syar’iyah. Namun keikhlasan adalah potensi setiap insan dalam melakukan amalan ibadah kepada Allah. Bahkan tidak sedikit mereka-mereka yang dianggap biasa-biasa saja, ternyata memiliki keluarbiasaan dalam keimanannya kepada Allah.
Jika demikian halnya, marilah memulai dari diri pribadi masing-masing, untuk menghadirkan keikhlasan, meningkatkan kualitasnya dan menjaganya hingga ajal kelak menjemput kita. Wallahu A’lam bis Shawab.
B.
Saran
Sikap ikhlas dapat membuahkan hasil yang baik dan positif pada diri seseorang. Memang kata ikhlas sangat mudah diucapkan tetapi sukar untuk dilaksanakan. Begitu banyak keistimewaan dan keutamaan yang dijanjikan Allah bagi hamba-Nya yang ikhlas, namun terasa sulit mengamalkannya. Mudah – mudahan penjelasan yang sederhana dalam makalah ini akan dapat menambah motivasi bagi setiap umat Islam untuk selalu ikhlas dalam melakukan segala ibadah kepada Allah.
Demikian makalah ini kami susun,semoga bermanfaat bagi kita semua. Mohon maaf bila ada kesalahan baik dalam materi maupun penulisan.
DAFTAR PUSTAKA
Jalaluddin Al – Mahali dan Jalalddin
Al – Suyuthi. 2002. Tafsir Jalalain. Asbabun Nuzul Ayat. Bandung : Sinar Baru
Al – Qesindo.
Syamury. 2006. Pendidikan Untuk
Kelas X. Jakarta : Erlangga Matsna. 1997. Qur’an Hadist. Semarang : PT Karya
Toha Putra
UNTUK SAMPUL MAKALAHNYA DISINI KAWAN : SAMPUL MAKALAH
KATA PENGANTAR
Puji
syukur kita panjatkan ke-hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat rahmat
dan karunia-Nyalah, makalah ini dapat terselesaikan dengan baik tepat pada
waktunya.
Adapun
tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas mata
pelajaran Al-Qur’an Hadits di Ma Al-Karomah Pamekasan, dengan judul makalah “Keikhlasan
Beribadah”.
Dalam
penyelesaian makalah ini, kami diharapkan mampu memahami mengenai materi
tentang Keikhlasan Beribadah,. Walaupun
dalam penulisannya banyak mengalami kesulitan, terutama disebabkan oleh
kurangnya ilmu pengetahuan yang menunjang. Namun, berkat bimbingan dan bantuan
dari berbagai pihak, akhirnya makalah ini dapat terselesaikan dengan baik.
Makalah
ini mungkin masih jauh dari kata sempurna, dengan masih banyaknya kekurangan
dalam makalah ini, penulis sangat membutuhkan kritik dan saran dari pembaca,
dengan harapan kedepan supaya makalah ini dapat lebih sempurna lagi dan berguna bagi kita semua.
Pamekasan
,08 Maret 2018
Penulis
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR................................................................................... i
DAFTAR
ISI.................................................................................................. ii
BAB
I PENDAHULUAN.............................................................................. 1
A.
Latar
Belakang .............................................................................. 1
B.
Rumusan
Masalah ........................................................................ 1
C.
Pembatasan
Masalah...................................................................... 2
D.. Tujuan Penulisan............................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN .............................................................................. 3
A.
Ayat Pokok
Tentang Keikhlasan Beribadah................................... 3
B.
Asbabun Nuzul Ayat Tentang
Keikhlasan Beribadah.................... 4
C.
Hadist Tentang Keikhlasan Beribadah........................................... 4
D.
Maksud Hadist Tentang Keikhlasan
Beribadah............................. 5
E. Cara Mencapai Keikhlasan Beribadah............................................ 6
F.
Analisis tentang Keikhlasan Beribadah.......................................... 8
BAB III PENUTUP ...................................................................................... 9
..... A. Kesimpulan
.................................................................................... 9
..... B. Saran
.............................................................................................. 9
DAFTAR
PUSTAKA .................................................................................. 10
Belum ada Komentar untuk "MAKALAH TENTANG KEIKHLASAN BERIBADAH"
Posting Komentar