Mutia Solikhah dan Goresan Penanya [Naura'Story Part 1]
30 Oktober, 2018
Tulis Komentar
Assalamualaikum sobat semua..
Selamat pagi dan Salam literasi . Pada kali ini, ane akan memposting suatu hal yang berbeda dari biasanya sob. Jika biasanya ane menulis atau berbagi tentang suatu hal yang berkaitan dengan dunia Makalah, maka kali ini ane akan berbagi tentang Cerita Fiksi. Berbeda bukan ? Yupss , Kenapa ane mau berbagi hal tersebut ? Karena Blog ane sekarang kedatangan seorang penulis dari Kroya, Kota Cilacap ,Jawa Tengah sob. Waahhh luar biasa bukan ? Hehe . Alhamdulillah penulis ini mengizinkan ane untuk memposting tulisannya sob , jadi ane gak sembarang copas lho,
Tentang penulis ini . Ia bernama Mutia Solikhah yang lahir di Kota Cilacap, 12 Oktober 1998 . Ia mempunyai hobi membaca, menulis, dan bernyanyi dan merupakan anak terakhir dari dua bersaudara. Pendidikannya tamat sampai tingkat SMK saja .
Nah, mungkin itu sekilas tentang penulis sob . Untuk lebih jelasnya silahkan kunjungi akun Facebooknya, yaitu @Mutia Solikhah .
Selamat pagi dan Salam literasi . Pada kali ini, ane akan memposting suatu hal yang berbeda dari biasanya sob. Jika biasanya ane menulis atau berbagi tentang suatu hal yang berkaitan dengan dunia Makalah, maka kali ini ane akan berbagi tentang Cerita Fiksi. Berbeda bukan ? Yupss , Kenapa ane mau berbagi hal tersebut ? Karena Blog ane sekarang kedatangan seorang penulis dari Kroya, Kota Cilacap ,Jawa Tengah sob. Waahhh luar biasa bukan ? Hehe . Alhamdulillah penulis ini mengizinkan ane untuk memposting tulisannya sob , jadi ane gak sembarang copas lho,
Tentang penulis ini . Ia bernama Mutia Solikhah yang lahir di Kota Cilacap, 12 Oktober 1998 . Ia mempunyai hobi membaca, menulis, dan bernyanyi dan merupakan anak terakhir dari dua bersaudara. Pendidikannya tamat sampai tingkat SMK saja .
Nah, mungkin itu sekilas tentang penulis sob . Untuk lebih jelasnya silahkan kunjungi akun Facebooknya, yaitu @Mutia Solikhah .
Ia juga sering memposting hasil karyanya di group Facebooknya . Sebelumnya, ane ucapkan terima kasih kepada kak Mutia yang telah mengizinkan ane untuk berbagi karyanya di blog ini.
Jujur ane sebagai pembaca setia dari tulisan kak Mutia selalu menanti cerita-cerita selanjutnya. Jadi, bagi kalian yang suka membaca cerita, bisa berkunjung di blog ini.
Ada yang penasaran gak dengan tulisan kak solikhah ? Baiklah ane akan share di bawah ini dari Part pertama sampai Part selanjutnya. Sebelumnya siapkan kopi hangat dan makanan ringannya dulu ya sob ......
Chek it out !!!
#NAURA 'STORY Part1
Memory Masa Kecil 2010
"Horreee...aku lulus..."
Begitulah teriakan anak-anak Sekolah Dasar yang baru saja menyelesaikan Ujian Nasional sebulan yang lalu. "Hmm, seandainya Lutfi masih hidup, pasti sekarang kami sedang merayakan kelulusan ini bersama" aku bergumam dalam hati.
____________
Oh iya, Namaku Naura. Naura Putri Zulaikha, lahir di Cilacap 22 Oktober 1998. Aku si hitam manis yang rambutnya selalu di kuncir satu dan terkenal paling pendiam di sekolah. Sebenarnya menjadi seorang yang pendiam itu bukanlah keinginanku, tapi memang sudah begini adanya dari sang Maha Pencipta. Namun terkadang orang lain selalu berasumsi salah tentang ku, memang kalau belum kenal aku nampak cuek bebek tak bergeming tapi lihatlah ketika kita kenal dan sudah dekat? Aku bisa menjadi lebih cerewet dari orang biasa. Yah, orang pendiam itu terkadang membutuhkan waktu untuk sendiri agar mereka bisa berimajinasi dengan dunianya sendiri. Mereka lebih memfokuskan dirinya ke dalam fikiran tanpa banyak bicara namun bertindak. Kadang aku pendiam kadang tidak tergantung suasana dan dengan siapa aku berkumpul. Namun hal yang paling tidak mengeenakan ya dibully. Seolah-olah hanya mereka saja yang paling baik. Padahal mereka tidak tahu dalam hati kita bicara apa dan di dalam fikiran kita memikirkan apa. Hanya orang terdekatlah yang tahu apa yang kita rasakan. Aku baru saja menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar. Sekolah yang berada di perempatan jalan besar. Di samping kiri terdapat Masjid dan di samping kanan sekolah ku, Pasar yang selalu buka setiap hari Pahing. Ketika bel istirahat berbunyi, mungkin teman-temanku lebih suka bermain, berlari kesana-kemari juga saling bercerita satu sama lain. Berbeda denganku, yang justru lebih suka duduk atau sekedar menggambar apa yang ada dalam imajinasi pikiranku. Tidak sedikit dari mereka yang beranggapan aku ini orang yang aneh, tidak bisa bergaul,cupu dan tidak asik sama sekali. Ya, inilah aku. Tetapi, bukan berarti aku tidak mempunyai teman satupun. Akupun punya teman, mereka adalah Mala,Ebi,Lutfi dan Rifqi. Rifki sendiri adalah Saudara ku, Ibunya adik dari Ibuku. Sedangkan Mala, Ebi dan Lutfi masih tetangga dekatku, rumah mereka hanya berjarak beberapa langkah saja dari rumahku.
Oh iya, Namaku Naura. Naura Putri Zulaikha, lahir di Cilacap 22 Oktober 1998. Aku si hitam manis yang rambutnya selalu di kuncir satu dan terkenal paling pendiam di sekolah. Sebenarnya menjadi seorang yang pendiam itu bukanlah keinginanku, tapi memang sudah begini adanya dari sang Maha Pencipta. Namun terkadang orang lain selalu berasumsi salah tentang ku, memang kalau belum kenal aku nampak cuek bebek tak bergeming tapi lihatlah ketika kita kenal dan sudah dekat? Aku bisa menjadi lebih cerewet dari orang biasa. Yah, orang pendiam itu terkadang membutuhkan waktu untuk sendiri agar mereka bisa berimajinasi dengan dunianya sendiri. Mereka lebih memfokuskan dirinya ke dalam fikiran tanpa banyak bicara namun bertindak. Kadang aku pendiam kadang tidak tergantung suasana dan dengan siapa aku berkumpul. Namun hal yang paling tidak mengeenakan ya dibully. Seolah-olah hanya mereka saja yang paling baik. Padahal mereka tidak tahu dalam hati kita bicara apa dan di dalam fikiran kita memikirkan apa. Hanya orang terdekatlah yang tahu apa yang kita rasakan. Aku baru saja menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar. Sekolah yang berada di perempatan jalan besar. Di samping kiri terdapat Masjid dan di samping kanan sekolah ku, Pasar yang selalu buka setiap hari Pahing. Ketika bel istirahat berbunyi, mungkin teman-temanku lebih suka bermain, berlari kesana-kemari juga saling bercerita satu sama lain. Berbeda denganku, yang justru lebih suka duduk atau sekedar menggambar apa yang ada dalam imajinasi pikiranku. Tidak sedikit dari mereka yang beranggapan aku ini orang yang aneh, tidak bisa bergaul,cupu dan tidak asik sama sekali. Ya, inilah aku. Tetapi, bukan berarti aku tidak mempunyai teman satupun. Akupun punya teman, mereka adalah Mala,Ebi,Lutfi dan Rifqi. Rifki sendiri adalah Saudara ku, Ibunya adik dari Ibuku. Sedangkan Mala, Ebi dan Lutfi masih tetangga dekatku, rumah mereka hanya berjarak beberapa langkah saja dari rumahku.
Setiap berangkat ataupun pulang sekolah kami selalu jalan kaki bersama melewati tepi jalan besar atau sawah di belakang sekolah. Tak jarang ada anjing atau angsa yang kadang menghadang kami di tengah perjalanan. Yah, meskipun lewat jalan besar, tetap saja tempat ku itu belum termasuk Kota, dan masih banyak hewan ternak yang berkeliaran di tepi jalan.
Bermain bersama setelah pulang sekolah sudah menjadi kebiasaan rutin bagiku dan ke empat temanku ini. Kami biasa bermain di rumah Lutfi atau di sawah sebrang untuk sekedar berpetualang menangkap capung, belalang dan sambil membawa kelinci-kelinci kesayangan Lutfi, agar mereka bisa dengan leluasa mencari makanannya sendiri yaitu rerumputan yang ada di tepi sawah.
Lutfi suka sekali dengan kelinci, di belakang rumahnya ada kandang kelinci yang lumayan besar dan ada juga kandang kambing milik Ayahnya. Setiap kali kami bermain di dekat kandang pasti kambing-kambing itu selalu bersuara memanggil-manggil kami untuk meminta di beri makan.
Aku dan Mala dengan senang hati memberi daun nangka kesukaan mereka, dan merekapun langsung melahapnya dengan cepat. Sampai terkadang aku juga takut kalau-kalau tanganku ini ikut termakan oleh kambing-kambing itu. *hehe Angin yang sepoi-sepoi, kicauan burung-burung gereja, dan pemandangan yang hijau nan asri membuat kami betah sekali bermain di sawah, meskipun terkadang panas terik matahari membuat keringat kami menetes.
________________
Seketika waktu terasa berjalan mundur, seperti kaset video yang di putar ulang oleh pemiliknya. Waktu itu aku masih kelas 4 Sekolah Dasar
Seketika waktu terasa berjalan mundur, seperti kaset video yang di putar ulang oleh pemiliknya. Waktu itu aku masih kelas 4 Sekolah Dasar
(Di sawah). "Eh..udah sore nih,pulang yuk !" kata mala "Iya nih, nanti aku di marahin ibuku lagi kalo kesorean.." kataku dengan wajah lesu "Ya udah ayo.." Ebi menyetujui
Rifqi dan Lutfi langsung bergegas memasukkan kelincinya satu-persatu beserta rumput yang sudah di babat habis sedari tadi ke dalam keranjang. "Eee ...bentar-bentar kelincinya kurang satu nih.." Rifqi menghentikan langkah kakinya. "Eh iya, aduh di mana nih kelinciku..." dengan wajah bingung Lutfi berusaha mencari kelinci-kelincinya "Kita bantu cari yuk Ra.." ajak mala
"Ya udah ayo, kamu cari di semak-semak sana ya, aku cari di sini." "Oke..."
(Beberapa menit kemudian..) Rifqi mengendap-ngendap di belakang ku dan.... "Bhaaaaa ..!!!" dia melemparkan kelinci ke pundakku
"Aaaaaaa... (sepontan langsung teriak karena kaget) iih,Rifqi jail banget sih kamu !!!" teman-teman yang lain malah menertawakan ku.
"Hahaha Ra..raa,masa sama kelinci aja takut si, lucu tau kelincinya." kata mala
"Tau nih, cemen huuuu.." ledek Ebi "ih bukannya takut..tapi cuma geli aja." kataku
"Hey, udah ngga usah debat, ayo pulang.." Rifqi menghentikan pertikaian kami.
(Kami berlima pun bergegas pulang,karena hari sudah hampir petang) ___________
Di depan Rumahku. "Ra, tadi ibunya Lutfi ngasih kalung ke aku." kata mala "Wah.. mana ?" aku terkejut "ini.. " sambil menunjukkan kalung liontin berbentuk love di tangannya "Lutfi suka sama kamu..?"
"Hm, mungkin... kata ibunya, dia setiap hari nabung dari sisa uang jajannya buat beli ini.."
"Waahhh.. tapi aku liat-liat si Ebi kayaknya juga suka sama kamu deh.."
"Aahh ngga mungkin lah Ra.." "Lah di bilangin ngga percaya, dia tuh diem-diem sering liatin kamu" aku berusaha meyakinkan Mala. lagi asik-asiknya mengobrol, tiba-tiba..
"Nauraaa...cepetan mandi, sudah jam 5 ini..." teriak Ibuku dari belakang rumah "Iyaaaa mah.." sahutku
"Eh ibu kamu udah manggil tuh,, ya udahh aku juga mau pulang yahh.." Mala bergegas pergi "Hmm.. iyaa laa." akupun masuk ke dalam rumah dengan langkah kaki yang lemas.
______________
(Keesokan Harinya)
(Keesokan Harinya)
Aku sedang tidur siang, tiba-tiba saja ibu membangunkan ku.. "Naura, bangun nak.. " (sambil menepuk-nepuk bahuku pelan) perlahan aku mulai membuka mataku, dan berusaha bangun dari tempat tidur ku. "Mmm.. ada apa mah ..?" sambil mengucek-ngucek mata
"Lutfi meninggal ...." "Hah?.. innalillahi wa innailaihi roji'uun." dengan raut wajah kaget. "Lutfi meninggal kenapa .. ayo kita liat mah.." aku menarik tangan ibuku dan pergi ke rumah Lutfi" Di rumah Lutfi,
Ku lihat semua teman-teman ku sudah ada di sana, mereka tengah menangis sejadi-jadinya sambil memanggil-manggil nama Lutfi dengan tiada henti. akupun langsung berlari menghampiri mereka dan duduk di antara mereka. "Raa... Lutfii ....". Mala menangis sampai suaranya serak.
"Hiks..hiks..hiks.." aku berusaha agar air mataku tidak ikut jatuh, dan akhirnya jatuh juga. "Kenapa Lutfi pergi secepat ini ya Allah, rasanya baru kemarin kami bermain bersama. sekarang dia telah terbaring tanpa nyawa di depan mata kami semua.
Hm, mungkin Allah menggambil Lutfi terlebih dahulu, karena Dia lebih menyayanginya. Selamat jalan teman, semoga kamu tenang di alam sana, kami semua menyayangimu." kataku dalam hati
Aku bersama teman-temanku ikut pergi ke pemakaman untuk mengantar Lutfi ke tempat peristirahatan terakhirnya.
Ibarat senja, indahmu hanya sementara. Lutfi.
_____________
Semenjak kepergian Lutfi semua terasa berbeda, persahabatan kami tidak seindah dulu. Tidak ada lagi ceritanya, berangkat sekolah bersama lagi, bermain bersama lagi dan sekarang Ebi jarang sekali keluar rumah, aku tidak tau kenapa. Sedangkan Rifqi yang paling dekat dengan Lutfi, dia masih meratapi kepergian Lutfi. Hm.. bagaimana tidak, dialah yang paling dekat dengan almarhum. Mereka berdua mempunyai selera yang sama, dari mulai musik,band,dan film kartun. Iya, mereka suka sekali lagu-lagu Peterpan, film Ultraman dan Naruto. Koleksi kasetnya pun tidak sedikit, tak bosan-bosannya mereka selalu memutarnya setiap pulang sekolah. Kalau sudah di depan Tv ya sudah, mereka asik sendiri sedangkan aku dan Mala hanya ikut menonton saja.
Semenjak kepergian Lutfi semua terasa berbeda, persahabatan kami tidak seindah dulu. Tidak ada lagi ceritanya, berangkat sekolah bersama lagi, bermain bersama lagi dan sekarang Ebi jarang sekali keluar rumah, aku tidak tau kenapa. Sedangkan Rifqi yang paling dekat dengan Lutfi, dia masih meratapi kepergian Lutfi. Hm.. bagaimana tidak, dialah yang paling dekat dengan almarhum. Mereka berdua mempunyai selera yang sama, dari mulai musik,band,dan film kartun. Iya, mereka suka sekali lagu-lagu Peterpan, film Ultraman dan Naruto. Koleksi kasetnya pun tidak sedikit, tak bosan-bosannya mereka selalu memutarnya setiap pulang sekolah. Kalau sudah di depan Tv ya sudah, mereka asik sendiri sedangkan aku dan Mala hanya ikut menonton saja.
Bagi Ibunya Lutfi, Rifqi itu sudah seperti anaknya sendiri. Maka dari itu, setiap kali melihat Rifqi, beliau selalu menangis karena teringat tentang Lutfi. Lutfi si hitam manis yang pipinya selalu menjadi sasaran cubitan Aku dan Mala ketika bermain kejar-kejaran bersama di dalam kelas. Dia telah benar-benar pergi, rasanya masih seperti mimpi saja. Namun, kami harus tetap mengikhlaskannya.
Belum ada Komentar untuk "Mutia Solikhah dan Goresan Penanya [Naura'Story Part 1]"
Posting Komentar