Bermain Melodi [Naurah'Story Part 4]

#Naura'Story Part 4

BERMAIN MELODI

Oleh : • Mutia Solikhah •

    Karena aku suka sekali dengan Drum band, akhirnya aku memutuskan untuk mendaftarkan diri menjadi anggota grup Drum band di sekolah yang bernama "Gerbang Mata". Ya, dari pada daftar ekstrakurikuler ku di raport kosong lebih baik aku ikut saja.
   Usai pulang sekolah, semua murid di kumpulkan di dalam kelas untuk seleksi pembagian pemegang alat Drum Band. Seperti Bass Drum, Tenore, Senare Drum, Cymbal, Quartom, Pianika, Marchingbell, Tongkat Mayoret dan Bendera. Aku sendiri mendapat bagian untuk memegang Marchingbell, marchingbell mempunyai peran penting dalam melahirkan bunyi melodi yang tak lain adalah inti dari lagu. Para pemainnya tidak hanya harus selalu menjaga keharmonisan nada tapi juga menahan keseimbangan karena alat tersebut dipakai sambil berjalan walau kadang sambil berhenti.
     Di awal pertemuan, kami berlatih terlebih dahulu di dalam kelas sebelum terjun ke lapangan. Kelas setiap alat musik pun terpisah, jika Bass Drum, Tenore, Senare Drum, Cymbal, Quartom di gabungkan menjadi satu. Namun tidak dengan Pianika dan Marchingbell, karena kami membutuhkan ruang yang lebih tenang agar lebih fokus dalam menghafal.
    Guru pembimbing kami adalah Kak Hani dan Kak Sulis. Mereka sendiri merupakan murid dari Madrasah Aliyah Negeri yang di tugaskan untuk membimbing kami.
    Dengan sabarnya mereka terus melatih kami dalam menghafal not-not angka yang ada di papan tulis. Baris demi baris kami hafalkan sambil menjaga kekompakan kami dalam memukul marchingbell agar bisa senada dengan pemain pianika.
   Walaupun harus mengulang-ngulang, setiap baris, setiap bait  lalu harus kembali lagi ke awal hingga tiga sampai lima kali, namun tidak menjadi alasan kami untuk merasa bosan bermain musik. Justru kami semakin bersemangat, karena ini sangat asyik dan menyenangkan.😊
___________
     Setelah beberapa kali berlatih di dalam kelas, akhirnya kami terjun juga ke lapangan. Sambil membawa alat musik yang lumayan berat, kami tetap berdiri tegak dan menjaga keharmonisan antar musik. Walau kadang kala ada beberapa pukulan yang tertinggal dan harus mengulanginya lagi. Perlahan namun pasti, kekompakan antar alat musik pun terjalin. Bahkan tidak hanya musiknya saja, suasana kekeluargaan pun terjalin dan sangat berasa sekali di sini. Ketika istirahat, kami cukup duduk di lapangan dan bercengkrama tentang not-not angka atau rumus senar yang sedang di pelajari.

"Siapa yang mau minta es?" Bu Marwa datang sambil membawa es satu kantong keresek penuh.
"Aku Bu.."
"Aku juga Bu.."
mereka mengacungkan tangan.
"Di bagi rata ya esnya.." pinta Bu marwa
"Iya Bu.."
"Aahh,, panas-panas kaya gini minum es, seger nya.." kata Miftah

    Sembari beristirahat kami menjajal lagu-lagu baru yang di ajarkan oleh Kak Hani dan mengombinasikannya dengan Senar. Kadang kala kami juga iseng menciptakan lagu sendiri untuk di mainkan ketika waktu luang. Saling tukar menukar alat musik juga kami lakukan untuk menghilangkan kejenuhan, karena lamanya waktu berlatih.

"Eh Ra, ayo kita tes kekompakan lagi.." ajak Ningsih
"Ayo.." kataku, bersemangat

Aku dan Ningsih pun mulai memukul marchingbell kami masing-masing. Jika salah satu di antara kami ada yang lupa not angka di tengah lagu, salah satu dari kami harus memukul lebih keras agar suara nada-nada melody yang di hasilkan Marchingbell tidak tenggelam oleh suara senar. Karena, pemain senar anggotanya lebih banyak dari pada anggota pemain melody.
________
Kali ini Bu marwa dan Bu Ana membimbing kami untuk berlatih berbaris membawa alat Drum Band di jalan raya.

"Udah istirahatnya...?" tanya Bu ana
"Udah Bu.." jawab kami secara serentak
"Sekarang kita latihan diuar Sekolah ya.. ayo baris anak-anak" printah Bu marwa
"Asiik..." teriak anak-anak yang kegirangan

    Semua murid pun berbaris rapih. Mayoret jelaslah paling depan. Bass Drum, Tenore, Senare Drum, Cymbal, Quartom di Barisan ke satu. Pianika dan Marchingbell di baris ke dua dan Bendera di bagian terakhir.
    Kami berjalan cukup jauh dari sekolah, tetapi jalan yang kami lewati ada banyak pepohonan di pinggir jalan, jadi tidak terlalu panas. Jika lelah, kami cukup duduk di sepanjang pinggir jalan, karena tidak ramai motor yang melewati jalan ini. Paling-paling cuma satu, dua atau tiga.
___________

      Selang beberapa bulan, untuk pertama kalinya Grup Drum Band kami mendapat undangan untuk ikut serta dalam pawai ta'aruf yang di adakan oleh salah satu Madrasah Ibtidaiyah yang terletak di kecamatan Kroya. Kamipun telah berlatih keras sebelumnya. Dengan berseragam perpaduan antara orange dan putih, kami siap untuk meramaikan jalan raya.

Dulu, sewaktu masih kecil aku suka sekali melihat pawai drum band di jalan raya. Dengan menabuh kaleng bekas menggunakan dua sendok seadanya, aku berkhayal bisa berada di antara mereka. Tidak di sangka-sangka, sekarang khayalanku sewaktu kecil menjadi kenyataan.

Menjadi anggota Drum Band itu harus siap. Siap untuk selalu rutin berangkat latihan, siap untuk menjaga keharmonisan antar musik,  dan siap untuk lelah. Karena harus membawa alat yang lumayan berat dalam perjalanan yang cukup jauh. Menjadi anggota Drum Band jangan takut kalau kulit jadi hitam, karena berdiri di bawah terik matahari dan menahan panasnya jalan aspal sudah menjadi makanan pokok kami sehari-hari.
____________
    Dan kesederhanaan yang membuat lelah kami hilang dalam sekejap yaitu makan bersama setelah pentas. Walaupun dengan makanan yang seadanya dan asal duduk saja di lantai,tetapi sangatlah nikmat.
Ketika pulang, kami ramai sekali di dalam Truk. Ada yang mengibar-ngibarkan bendera,ada juga yang menyemprot-nyemprotkan air aqua ke udara. Dasar anak laki-laki. *Haha. Mereka itu ada saja kelakuannya, tapi di sisi lain jika tidak ada mereka pun semua akan terasa sepi.

   Hal yang paling tidak enak adalah ketika harus berdesak-desakan di dalam Truk. Badan kami saling bertabrakan, bergoyang-goyang ke sana kemari bak rumput yang tersapu angin. Terlebih ketika Pak Supir mengerim secara mendadak, sepontan anak-anak yang ada di bagian belakang bisa tiba-tiba langsung nyungsep ke depan dan tak jarang ada yang terjatuh.

"Dubrakkkk.." suara anak-anak yang terjatuh
"Aduuhh.." mereka kesakitan
"Pak supir, kalo mau berhenti bilang ya lahhh, jangan ngerem mendadak gini.." teriak Risa dari belakang supir
"Hahaha, kasian.. jatoh yaa? gimana,enak nggak? ledek Yuda
"ish,Yuda kamu tuh ya.." hampir saja Yuda kena pukulan maut stick senarnya Risa

_________
Yuda dan Risa adalah dua anak yang pernah berkelahi di dalam kelas ketika MOS dulu, sampai sekarang pun masih.*hahaha
Bedanya, kalo dulu berantemnya serius sekarang mereka hanya bercanda. Karena mereka sudah menjadi sahabat dekat, sejak mereka ditakdirkan untuk satu kelas.

1 Komentar untuk "Bermain Melodi [Naurah'Story Part 4]"

  1. Did you know there is a 12 word sentence you can tell your partner... that will induce deep emotions of love and instinctual attractiveness to you deep inside his chest?

    Because hidden in these 12 words is a "secret signal" that triggers a man's impulse to love, worship and guard you with all his heart...

    ===> 12 Words That Trigger A Man's Desire Impulse

    This impulse is so hardwired into a man's brain that it will drive him to work harder than ever before to to be the best lover he can be.

    In fact, fueling this mighty impulse is so mandatory to getting the best possible relationship with your man that the moment you send your man one of these "Secret Signals"...

    ...You will immediately find him open his heart and soul to you in such a way he's never experienced before and he will distinguish you as the only woman in the galaxy who has ever truly understood him.

    BalasHapus
Terima kasih komentarnya FE Learners

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel