Nuansa Cinta [Naurah'Story Part 5]
14 November, 2018
Tulis Komentar
#Naura'Story PART 5
NUANSA CINTA
Tentang selera musik. Hmm... aku suka sekali dengan Band Wali, bahkan buku pelajaranku penuh dengan lirik lagu mereka. Mungkin kalian bertanya kenapa aku suka mereka?. Jawabannya, ya karena selain lirik lagu-lagu mereka yang romantis juga ada nuansa religi di dalamnya.
_______
Di kelas, pada suatu pagi..
Saat itu aku sedang asik menulis, dan ada Raihan di dekatku, dia menyimak dengan seksama. Bagaimana tanganku ini terus manari-nari di atas selembar kertas. Karena penasaran, dia mencoba mengambil bukuku dan di bukanya buku itu.
"Ngapain sih kamu nulis lirik lagu sebanyak ini..? kurang kerjaan banget, mending nulis sholawatan aja." pintanya
(aku terhenyak diam dan berfikir sejenak mendengar kata yang dia ucapkan itu)
"Hmm, bener juga sih.. tapi aku kurang suka" kataku dalam hati
"Huuuu..malah diem" di pukulnya buku itu ke kepalaku lalu kembali ke tempat duduknya
"ish, nyebelin banget sih tuh anak" gumamku dalam hati
__________
"Teng..teng..teng.." Bu guru memukul lonceng di depan kantor.
(karena mati lampu, bel tanda masuk di ganti dengan yang manual, ya lonceng itu tadi)
_______
Jika waktu kelas tujuh kami menghafal bersama Pak Kyai, namun tidak mulai saat ini. Kami harus menyetor hafalan kami dari lima sampai sepuluh ayat atau semampu kami, kepada Pak Nur Rahman. Dan di kelas delapan ini kami di tuntut untuk sebisa mungkin menyelesaikan hafalan dari Surah Bayyinah sampai Al Muthaffifin
Sembari menunggu giliran maju, aku terus menghafal. Dengan cara menargetkan berapa ayat yang hendak ku hafalkan. Kemudian mulai menghafal dari satu ayat dulu dan mengulang-ulanginya sampai tiga kali. Lanjut ke ayat berikutnya, ulangi seperti tadi. Kalau sudah sampai di akhir target, ulangi semuanya dari ayat satu sampai akhir hingga benar-benar hafal. Entah berapa kali aku terus membolak-balikan Juz'ama yang ada di tanganku ini, yang ada di pikiranku hanya satu. Aku harus menyetorkan hafalanku. Kalau aku malas, pasti nanti bisa tertinggal jauh oleh teman-temanku. Tidak hanya itu, nilai hafalanku di raport pasti nanti tidak akan mencapai nilai maksimal.
___________
Melihat Zahwa yang sedang asik menulis, aku jadi penasaran. Aku hampiri saja Dia.
"Zahwa kamu lagi apa..?" tanyaku
"Aku lagi nulis hafalanku..?"
"Emm.. emangnya dengan cara kaya gitu, bisa hafal lebih cepet yah wa?"
"Tergantung dari diri kita sendiri sih.."
"Hmm,, gimana kalo kita hafalin bareng-bareng?"
"Boleh juga tuh..ayo!"
Aku dan Zahwa memulai bismillah
ﺑِﺴْﻢِ ﺍﻟﻠَّـﻪِ ﺍﻟﺮَّﺣْﻤٰﻦِ ﺍﻟﺮَّﺣِﻴﻢِ
ﻟَﻢْ ﻳَﻜُﻦِ ﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﻛَﻔَﺮُﻭﺍ۟ ﻣِﻦْ ﺃَﻫْﻞِ ﺍﻟْﻜِﺘٰﺐِ ﻭَﺍﻟْﻤُﺸْﺮِﻛِﻴﻦَ ﻣُﻨﻔَﻜِّﻴﻦَ ﺣَﺘَّﻰٰ ﺗَﺄْﺗِﻴَﻬُﻢُ ﺍﻟْﺒَﻴِّﻨَﺔُ ....
(sampai dengan selesai)
_________
Zahwa adalah teman akrabku. Walaupun aku duduk bersama Putri, tetapi aku lebih dekat dengannya. Aku tidak tau kenapa, mungkin aku nyaman berteman dengan Zahwa. Dia sudah seperti saudaraku sendiri. Tetapi, bukan berarti aku melupakan Putri, kami semua itu teman.
"Naura Putri Zulaikha..." Pak guru memanggil namaku
"Iya Pak.." aku bergegas maju ke depan
"Ayo bismillah.." pinta Pak guru
"Bismillahirrahmanirrahim...." aku membaca surah Al Bayyinah sampai selesai.
Sepanjang aku menghafal, seperti ada suara lain yang sedang menyamai bacaanku. Benar saja, setelah aku melirik ke belakang ternyata Raihan mulutnya sedang berkomat-kamit. Raihan memang jagonya hafalan, dia paling cepat dalam menghafal dan selalu menjadi yang terdepan di banding teman-teman yang lain. Maklumlah, dia itu lulusan Madrasah Ibtidaiyah. Selain itu dia juga rajin mengaji di rumah, tidak sepertiku. *eehh
_________
Jam pertama pagi ini rupanya Bu Nayla tidak bisa hadir di kelas kami. Beliau meninggalkan tugas, harus dikerjakan dan wajib di kumpulkan hari itu juga.
Ketika sedang mengerjakan tugas pulpenku terjatuh cukup jauh di bawah, aku berusaha mengambilnya dengan kaki. Ternyata ada tangan seseorang yang hendak mengambil pulpenku, lalu aku menghentikan gerakan kakiku dan menengok ke atas, ternyata Raihan. Aku berusaha mengambil pulpenku lagi, Raihan malah ikut-ikutan menendang-nendang pulpenku dengan kakinya. Lalu akhirnya dia mengambilkan pulpenku.
"Nih pulpen kamu.." dia menggeletakkan pulpenku di meja
"Makasih.." ucapku
"Oke, sama-sama" sambil tersenyum
_________
Semenjak itu, aku jadi sering memikirkan Raihan. Apa jangan-jangan aku menyukainya?
NUANSA CINTA
Tentang selera musik. Hmm... aku suka sekali dengan Band Wali, bahkan buku pelajaranku penuh dengan lirik lagu mereka. Mungkin kalian bertanya kenapa aku suka mereka?. Jawabannya, ya karena selain lirik lagu-lagu mereka yang romantis juga ada nuansa religi di dalamnya.
_______
Di kelas, pada suatu pagi..
Saat itu aku sedang asik menulis, dan ada Raihan di dekatku, dia menyimak dengan seksama. Bagaimana tanganku ini terus manari-nari di atas selembar kertas. Karena penasaran, dia mencoba mengambil bukuku dan di bukanya buku itu.
"Ngapain sih kamu nulis lirik lagu sebanyak ini..? kurang kerjaan banget, mending nulis sholawatan aja." pintanya
(aku terhenyak diam dan berfikir sejenak mendengar kata yang dia ucapkan itu)
"Hmm, bener juga sih.. tapi aku kurang suka" kataku dalam hati
"Huuuu..malah diem" di pukulnya buku itu ke kepalaku lalu kembali ke tempat duduknya
"ish, nyebelin banget sih tuh anak" gumamku dalam hati
__________
"Teng..teng..teng.." Bu guru memukul lonceng di depan kantor.
(karena mati lampu, bel tanda masuk di ganti dengan yang manual, ya lonceng itu tadi)
_______
Jika waktu kelas tujuh kami menghafal bersama Pak Kyai, namun tidak mulai saat ini. Kami harus menyetor hafalan kami dari lima sampai sepuluh ayat atau semampu kami, kepada Pak Nur Rahman. Dan di kelas delapan ini kami di tuntut untuk sebisa mungkin menyelesaikan hafalan dari Surah Bayyinah sampai Al Muthaffifin
Sembari menunggu giliran maju, aku terus menghafal. Dengan cara menargetkan berapa ayat yang hendak ku hafalkan. Kemudian mulai menghafal dari satu ayat dulu dan mengulang-ulanginya sampai tiga kali. Lanjut ke ayat berikutnya, ulangi seperti tadi. Kalau sudah sampai di akhir target, ulangi semuanya dari ayat satu sampai akhir hingga benar-benar hafal. Entah berapa kali aku terus membolak-balikan Juz'ama yang ada di tanganku ini, yang ada di pikiranku hanya satu. Aku harus menyetorkan hafalanku. Kalau aku malas, pasti nanti bisa tertinggal jauh oleh teman-temanku. Tidak hanya itu, nilai hafalanku di raport pasti nanti tidak akan mencapai nilai maksimal.
___________
Melihat Zahwa yang sedang asik menulis, aku jadi penasaran. Aku hampiri saja Dia.
"Zahwa kamu lagi apa..?" tanyaku
"Aku lagi nulis hafalanku..?"
"Emm.. emangnya dengan cara kaya gitu, bisa hafal lebih cepet yah wa?"
"Tergantung dari diri kita sendiri sih.."
"Hmm,, gimana kalo kita hafalin bareng-bareng?"
"Boleh juga tuh..ayo!"
Aku dan Zahwa memulai bismillah
ﺑِﺴْﻢِ ﺍﻟﻠَّـﻪِ ﺍﻟﺮَّﺣْﻤٰﻦِ ﺍﻟﺮَّﺣِﻴﻢِ
ﻟَﻢْ ﻳَﻜُﻦِ ﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﻛَﻔَﺮُﻭﺍ۟ ﻣِﻦْ ﺃَﻫْﻞِ ﺍﻟْﻜِﺘٰﺐِ ﻭَﺍﻟْﻤُﺸْﺮِﻛِﻴﻦَ ﻣُﻨﻔَﻜِّﻴﻦَ ﺣَﺘَّﻰٰ ﺗَﺄْﺗِﻴَﻬُﻢُ ﺍﻟْﺒَﻴِّﻨَﺔُ ....
(sampai dengan selesai)
_________
Zahwa adalah teman akrabku. Walaupun aku duduk bersama Putri, tetapi aku lebih dekat dengannya. Aku tidak tau kenapa, mungkin aku nyaman berteman dengan Zahwa. Dia sudah seperti saudaraku sendiri. Tetapi, bukan berarti aku melupakan Putri, kami semua itu teman.
"Naura Putri Zulaikha..." Pak guru memanggil namaku
"Iya Pak.." aku bergegas maju ke depan
"Ayo bismillah.." pinta Pak guru
"Bismillahirrahmanirrahim...." aku membaca surah Al Bayyinah sampai selesai.
Sepanjang aku menghafal, seperti ada suara lain yang sedang menyamai bacaanku. Benar saja, setelah aku melirik ke belakang ternyata Raihan mulutnya sedang berkomat-kamit. Raihan memang jagonya hafalan, dia paling cepat dalam menghafal dan selalu menjadi yang terdepan di banding teman-teman yang lain. Maklumlah, dia itu lulusan Madrasah Ibtidaiyah. Selain itu dia juga rajin mengaji di rumah, tidak sepertiku. *eehh
_________
Jam pertama pagi ini rupanya Bu Nayla tidak bisa hadir di kelas kami. Beliau meninggalkan tugas, harus dikerjakan dan wajib di kumpulkan hari itu juga.
Ketika sedang mengerjakan tugas pulpenku terjatuh cukup jauh di bawah, aku berusaha mengambilnya dengan kaki. Ternyata ada tangan seseorang yang hendak mengambil pulpenku, lalu aku menghentikan gerakan kakiku dan menengok ke atas, ternyata Raihan. Aku berusaha mengambil pulpenku lagi, Raihan malah ikut-ikutan menendang-nendang pulpenku dengan kakinya. Lalu akhirnya dia mengambilkan pulpenku.
"Nih pulpen kamu.." dia menggeletakkan pulpenku di meja
"Makasih.." ucapku
"Oke, sama-sama" sambil tersenyum
_________
Semenjak itu, aku jadi sering memikirkan Raihan. Apa jangan-jangan aku menyukainya?
Belum ada Komentar untuk "Nuansa Cinta [Naurah'Story Part 5]"
Posting Komentar